: hello@soulution.id

Soul Blog

MENTAL HEALTH ITU APA SIH ?

Kita, pasti kita sering dengar ungkapan “lebih baik mencegah daripada mengobati” kan?  Artinya, kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam hidup kita. Kalau kesehatan kita terganggu, otomatis aktivitas sehari-hari akan terganggu juga. Selama ini kita tahu pentingnya kesehatan sebatas fisik, padahal kesehatan mental perlu kita jaga juga lho. Seringkali kesehatan mental masih diabaikan, belum lagi masyarakat kita masih suka ngasih stigma negatif yang dicap pada orang yang mengalami gangguan mental di Indonesia. Sebenarnya apa sih kesehatan mental itu?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental itu keadaan kesejahteraan dimana kamu menyadari potensi diri sendiri, produktif dalam bekerja dan hasilnya baik, serta mampu berkontribusi pada komunitas kamu.

Selain itu, menurut American Psychological Association (APA), kesehatan mental itu tentang gimana pemikiran, perasaan dan perilaku mempengaruhi kehidupanmu. Kesehatan mental yang baik bakal mengarahkanmu pada citra diri yang positif, punya hubungan memuaskan dengan orang lain. Bahkan, kamu bisa mengambil keputusan dan menghadapi berbagai tantangan kehidupan di rumah, sekolah / kampus, tempat kerja dengan baik. Keren kan?

Siapa sih yang berpotensi mengidap gangguan mental, gaes? Jawabannya kita semua, gak terbatas jenis kelamin dan usia. Namun, remaja dan dewasa muda adalah yang paling rentan mengalami masalah gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Banyak faktor yang bisa nyebabin terjadinya gangguan mental lho, gaes. Di Amerika Serika aja tercatat satu dari lima remaha memiliki masalah kesehatan mental setiap tahunnya mulai yang ringan hingga berat. Bahkan, bunuh diri tercatat sebagai peringkat ketiga penyebab kematian remaja di negeri Paman Sam itu, dan kebanyakan meeka tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Dan, menurut WHO terdapat 450 juta orang di dunia mengidap gangguan mental, dan hampir satu juta orang bunuh diri setiap tahun.

INI LHO FAKTA MASALAH MENTAL HEALTH DI INDONESIA

  • Sebanyak 6% atau setara 14 juta remaja usia 15 tahun mengidap gangguan depresi dan kecemasan. 91% penderita depresi tidak berobat. (Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2013)

  • 400 ribu orang mengidap gangguan jiwa berat seperti Skizofrenia.

  • 15,8% keluarga memiliki gangguan jiwa berat yang diobati dan tidak diobati. Angkat tersebut masih terbilang kecil sebab data yang masuk hingga Juli 2018 hanya 20.24% dari seluruh keluarga di Indonesia. (Health Policy Unit, tahun 2018)

  • 27,3 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan kejiwaan atau 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental. (Global Health Data Exhange tahun 2017)

  • Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengidap gangguan mental tertinggi di Asia Tenggara.

  • Human Right Watch menyoroti fenomena keluarga yang memasung anggota keluarga yang mengidap gangguan mental di Indonesia bahkan membawanya ke paranormal atau dukun yang dikira diganggu roh jahat. 

  • Enam provinsi di Indonesia yang bebas fenomena pasung di Bali, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. (Kemensos)

  • Fasilitas dan tenaga layanan kesehatan di Indonesia masih sedikit. Hanya tercatat 48 Rumah Sakit Jiwa, 8 provinsi tidak tersedia Rumah Sakit Jiwa, dan 3 provinsi tidak ada psikiater. 90% orang tida dapat mengakses layanan kesehatan mental. Tenaga Psikolog Klinis hanya terdapat 1.563 orang di seluruh Indonesia. 1 Psikiater melayani 300-400 ribu orang.

  • Yogyakarta sebagai salah satu kota dengan jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tertinggi di Indonesia tahun 2016. 12 ribu penduduk dari 3,5 juta warganya mengidap gangguan mental.

  • Kabupaten Gunung Kidul dan Sleman adalah daerah dengan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia tahun 2016-2017.

  • Stigma negatif terhadap ODGJ masih tinggi di Indonesia seperti mendapat kutukan, diganggu jin atau roh halus, terkena guna-guna (santet) atau kurang iman.

  • 23,6% penderita Skizofrenia tidak mampu membeli obat.


Apa sih Penyebab Gangguan Mental ?




Berdasarkan infografis tersebut, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan mental. Jadi, kalo kamu punya anggota keluarga terdekat dengan penyakit mental bisa meningkatkan resiko lho. Akan tetapi, hanya karena satu anggota keluarga memiliki penyakit mental bukan berarti yang lain juga akan gitu.

 Lalu, penyalahgunaan obat-obatan seperti kamu pakai narkoba bisa memicu manic episode (gangguan bipolar) atau psikosis. Jenis narkoba seperti kokain, ganja dan amphetamines juga dapat menyebabkan paranoia (gangguan paranoid).

 Selain itu, beberapa kondisi medis atau perubahan hormon juga bisa mempengaruhi. Faktor trauma seperti pengalaman kurang menyenangkan di masa kecil seperti bullying atau perundungan, pelecehan, siksaan, pengabaian / penelantaran juga bisa meningkatkan resiko beberapa gangguan mental. 

Dan, saat kamu mencapai usia dewasa nih, peristiwa traumatis dalam kehidupan atau stres berkelanjutan seperti isolasi sosial, kekerasan domestik (KDRT), kegagalan dalam hubungan, masalah keuangan atau pekerjaan dapat meningkatkan resiko gangguan mental. 

Pengalaman traumatis seperti tinggal di zona perang dapat ningkatin resiko gangguan mental seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Faktor kepribadian juga bisa menyebabkan gangguan mental, beberapa ciri atau sifat seperti perfeksionis atau harga diri yang rendah dapat meningkatkan resiko depresi atau kecemasan. (nda)